Yuk Hidup Sehat – Minuman manis seperti teh kemasan, soda, kopi susu instan, hingga minuman boba kini menjadi favorit banyak orang, terutama generasi muda. Rasanya yang nikmat memang menyegarkan, tetapi di balik itu terkandung risiko kesehatan yang tidak bisa disepelekan. Hindari minuman manis adalah salah satu langkah sederhana namun penting untuk menjaga tubuh tetap sehat dan bugar.
Minuman manis adalah minuman yang mengandung gula tambahan dalam jumlah tinggi. Gula tersebut bisa berupa gula pasir, sirup jagung, madu berlebih, atau pemanis buatan. Kandungan gula dalam minuman manis sering kali melebihi kebutuhan harian tubuh, bahkan dalam satu gelas saja bisa mencapai 7–10 sendok teh gula.
Tubuh sebenarnya membutuhkan gula sebagai sumber energi, namun jumlahnya sangat terbatas. Menurut WHO, konsumsi gula tambahan idealnya tidak lebih dari 25 gram per hari (sekitar 6 sendok teh). Sayangnya, satu gelas minuman manis saja bisa melampaui batas ini. Dengan hindari minuman manis, kita dapat menjaga berat badan ideal, menurunkan risiko penyakit kronis, dan meningkatkan energi tubuh secara alami.
Menghindari minuman manis bukan berarti tidak bisa menikmati hidup. Justru dengan mengurangi gula tambahan, tubuh akan terasa lebih segar, bertenaga, dan terhindar dari berbagai penyakit berbahaya. Langkah kecil untuk memilih air putih daripada minuman manis bisa menjadi investasi besar bagi kesehatan di masa depan.
Banyak orang tidak sadar bahwa minuman manis sering kali mengandung “gula tersembunyi”. Misalnya, minuman energi yang dianggap menyehatkan untuk olahraga, ternyata bisa mengandung lebih dari 30 gram gula dalam satu botol. Begitu juga dengan kopi susu kekinian yang populer, rata-rata bisa mengandung hingga 50–70 gram gula per gelas. Jumlah tersebut hampir tiga kali lipat dari batas harian yang direkomendasikan.
Selain itu, minuman manis juga cenderung membuat orang kecanduan. Rasa manis yang kuat dapat merangsang otak untuk selalu menginginkan lebih banyak gula. Akibatnya, kebiasaan ini bisa berulang dan sulit dihentikan.
Beberapa negara, termasuk Indonesia, mulai mengambil langkah serius untuk menekan konsumsi gula. Salah satunya adalah penerapan cukai pada minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK). Kebijakan ini bertujuan agar harga minuman manis lebih mahal, sehingga masyarakat menguranginya.
Di tingkat global, WHO juga aktif mengkampanyekan “Reduce Sugar Intake” sebagai upaya mencegah epidemi obesitas dan diabetes.
Baca juga: “IHSG Naik 0,73%, Rupiah Rp 16.738 per Dolar AS”
Menghindari minuman manis adalah langkah sederhana namun berdampak besar bagi kesehatan. Gula yang berlebihan dalam minuman tidak hanya membuat tubuh cepat gemuk, tetapi juga meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, jantung, hingga gangguan mental.
Dengan mengganti minuman manis dengan air putih, infused water, atau teh herbal, tubuh akan lebih sehat, bugar, dan panjang umur. Ingat, kesehatan adalah investasi jangka panjang, dan mengurangi minum manis bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk memulainya.